Karakteristik Fisikawi dan Kimiawi Minyak Kelapa Sawit dan MInyak Bekatul serta Kandungan Gizinya
Minyak Kelapa Sawit
Minyak dari buah kelapa sawit terdiri dari
minyak inti sawit (crude palm kernel oil)
(CPKO) dan minyak kelapa sawit (crude
palm oil) (CPO) yang diperoleh dari inti kelapa sawit dan bagian mesocarp
buah berdaging Elaeis guineensis. Elaeis guineensis adalah tanaman abadi
yang menghasilkan minyak tinggi dan telah berkembang menjadi salah satu minyak
nabati yang paling penting karena sifat menguntungkan seperti produktivitas
yang tinggi, harga rendah, stabilitas oksidasi yang tinggi, komposisi asam
lemak dan memiliki sifat plastisitas yang baik pada suhu kamar (Miskandar et al., 2006). Minyak kelapa sawit
adalah minyak yang mempunyai kadar lemak jenuh yang tinggi karena mengandung
beberapa jenis lemak jenuh seperti asam palmitat sebanyak 45% (Tuminah, 2010).
Minyak kelapa sawit merupakan minyak goreng yang pada umumnya digunakan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjadikan makanan menjadi gurih, renyah,
meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur serta pembawa rasa.
Minyak
Bekatul
Salah satu limbah padi adalah bekatul dimana
bekatul merupakan hasil samping dari proses penggilingan padi menjadi beras
(Saropah et al., 2013). Pemanfaatan
limbah padi bekatul dapat diolah menjadi minyak goreng bekatul. Minyak bekatul
(rice bran oil) atau minyak dedak
padi adalah jenis minyak yang terbuat dari ekstrak bekatul padi dimana minyak
ini merupakan salah satu minyak sehat dan mempunyai kandungan nutrisi tinggi.
Minyak bekatul mengandung antioksidan seperti ᵞ-oryzanol, tokoferol dan
tokotrienol sehingga minyak bekatul banyak dimanfaatkan di bidang farmasi,
kosmetik dan kesehatan (Susanti et al.,
2012). Selain itu, makanan yang digoreng menggunakan minyak bekatul juga tidak
berminyak di lidah serta sisa minyak goreng bekatul yang menempel pada alat masak
lebih mudah dibersihkan sehingga tidak diperlukan banyak sabun.
Karakteristik
Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Bekatul
Karakteristik
Kimia
Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) mengandung hampir sejumlah asam lemak jenuh
(palmitat 44% dan stearat 4%) dan asam lemak tak jenuh (asam oleat 39% dan asam
linoleat 11%) (Gunstone et al.,
2007). Minyak sawit juga terdiri dari
> 90% trigliserida, 2-7% digliserida, <1% monogliserida dan 3-4% asam
lemak bebas dan sekitar 1% dari komponen kecil yang meliputi karotenoid,
vitamin E (tokoferol dan tokotrienol), sterol, fosfolipid, glikolipid , dan
terpena serta alifatik hidrokarbon yang berkontribusi terhadap stabilitas dan
sifat gizi minyak kelapa sawit (Goh et
al., 1985). Minyak kelapa sawit mempunyai karakteristik yang khas
dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kacang kedelai, minyak
biji kapas, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari dimana dengan kandungan
asam lemak tidak jenuh yang tinggi (50,2 %), minyak kelapa sawit sangat cocok
digunakan sebagai medium penggoreng.
Tabel
1. Komposisi asam lemak dari CPO
Asam Lemak
|
Rumus Molekul
|
Jumlah (%)
|
|
Range
|
Rata-rata
|
||
Asam Lemak Jenuh
Laurat
Miristat
Palmitat
Stearat
Arakhidonat
Asam Lemak Tak Jenuh
Palmitoleat
Oleat
Linoleat
Linolenat
|
C12: 0
C14: 0
C16: 0
C18: 0
C20: 0
C16: 1
C18: 1
C18: 2
C18 : 3
|
0,1 - 1,0
0,9 – 1,5
41,8 – 46,8
4,2 – 4,1
0,2 – 0,7
0,1 – 0,3
37,3 – 40,8
9,1 – 11,0
0 – 0,6
|
0,2
1,1
44,0
4,5
0,4
0,1
39,2
10,1
0,4
|
Sumber : Hamilton (1995)
Sifat kimia
dari minyak kelapa
sawit lainnya yang dapat dijabarkan
adalah sebagai berikut :
1.
Pada
reaksi hidrolisa, minyak
akan diubah menjadi
asam lemak dan
gliserol.
Hidrolisa ini terjadi karena adanya air atau kelembaban tinggi.
2.
Penambahan sejumlah basa akan terjadi
reaksi penyabunan. Jumlah asam lemak bebas
dalam minyak tidak
diinginkan karena akan mempengaruhi kualitas minyak.
3. Bila
terjadi kontak dengan sejumlah oksigen, akan terjadi reaksi oksidasi yang akan
menyebabkan minyak berbau tengik (Yoeswono, 2008).
Karakteristik
Fisik
Minyak kelapa sawit (crude palm oil,
CPO) merupakan trigliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, salah
satunya yaitu palmitat. Asam lemak tak jenuh merupakan penyusun minyak kelapa
sawit sehingga berwujud cair pada suhu ruang. Sifat fisika minyak kelapa sawit
lainnya yaitu:
Tabel
2. Sifat fisika dari minyak kelapa sawit (CPO)
Sifat
|
Minyak Kelapa Sawit (CPO)
|
Bobot
jenis pada suhu kamar
|
0,9
|
Indeks
bias 40oC
|
1,4565 – 1,4585
|
Bilangan
iod
|
48 – 56
|
Bilangan
penyabunan
|
196 – 205
|
Titik
leleh
Warna
Bau
Tingkat
kejernihan
|
25oC – 50oC
Kuning, kuning kecoklatan
Khas minyak sawit
Jernih
|
Sumber : Krischenbauer
(1960)
Minyak
kelapa sawit bersifat semi solid. Hal ini dikarenakan minyak kelapa sawit
memiliki titik leleh yang cukup tinggi yaitu 25oC- 50 oC.
Nilai densitas minyak kelapa sawit berkisar antara 0.909 – 0.917 g/mL pada suhu
ruang. Suhu dapat mempengaruhi nilai densitas minyak kelapa sawit, dimana
semakin tinggi suhu maka nilai densitas minyak menurun (Wulandari et al., 2011). Indeks bias minyak kelapa
sawit pada suhu 40 oC sebesar 1.4565 – 1.4585. Minyak kelapa sawit
mengandung zat warna alamiah yang ikut terekstraksi bersama minyak pada proses
ekstraksi. Zat warna tersebut terdiri dari α-karoten, β-karoten, xanthopil,
klorofil dan antosianin sehingga menimbulkan warna kuning, kuning kecoklatan,
kehijau-hijauan dan kemerah-merahan pada minyak. Pigmen warna kuning (karotenoid)
bersifat tidak stabil pada asam dan suhu tinggi. Karotenoid merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh dan dapat terhidrolisis sehingga warna kuning berkurang
(Pasaribu, 2004). Berat jenis minyak kelapa sawit sebesar 0.9 serta tidak larut
dalam air tetapi larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter, benzena,
kloroform dan heksana.
Karakteristik
Minyak Bekatul
Karakteristik Kimia
Bekatul mengandung minyak sekitar 10-23%.
Minyak bekatul mengandung 20% asam lemak jenuh dan 80% asam lemak tak jenuh. Kandungan
asam lemak tak jenuh yang paling banyak dalam minyak bekatul adalah asam oleat
dan linoleat (Most et al., 2005).
Hasil penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
menunjukkan bahwa rendemen minyak dedak padi yang dihasilkan sekitar 14-17 %
dengan kandungan protein ampas dedak padi hasil ekstraksi 11-13%. Komposisi
dari minyak dedak padi 81-83% trigliserida, 2-3% digliserida, 5-6 %
monogliserida, 2-3% asam lemak bebas, 0,3% wax, 0,8 % glikolipid, 1,6%
pospolipid, dan 4 % senyawa tak tersaponifikasi. dilihat dari komposisinya,
dedak (bekatul) mengandung protein 13 %, lemak 2-5%, karbohidrat 58-74% dan
serat kasar kalori sehingga bekatul dapat dimanfaatkan untuk makanan dan pakan.
Kandungan minyak dalam dedak padi sangat bervariasi, berkisar 16-28%
berat/berat.
Tabel
3. Nilai sifat kimia minyak dedak padi (rice
bran oil)
Karakteristik
|
Nilai
|
Densitas
Indeks
bias pada 40oC
Asam
lemak bebas
Bilangan
penyabunan
%
FFA (Asam Oleat)
Titik
Nyala (oC)
Titik
Pengasapan (oC)
|
0,89 gr/ml
1,460 – 1,470
4%
179,17
33,49 – 49,76
Min 150
254
|
Sumber : Susanti et al. (2012)
Titik
nyala (flash point) minyak bekatul
adalah adalah suhu terendah pada minyak bekatul untuk dapat diubah dalam bentuk
uap dimana titik nyala minyak bekatul adalah minimal 150 oC. Titik
asap adalah titik dimana lemak atau minyak pada kondisi tertentu akan
menguapkan sejumlah senyawa volatile yang memberikan penampakan asap yang
jelas. Minyak bekatul mempunyai titik asap yang tinggi yaitu 254 oC
yang menjadikannya aman digunakan untuk penggorengan dimana minyak goreng yang
baik adalah minyak goreng yang memiliki titik asap tidak kurang dari 215 oC.
Tingginya titik asap minyak bekatul dibanding minyak nabati lainnya menunjukkan
bahwa minyak bekatul merupakan minyak goreng terbaik dibanding minyak jagung,
minyak kelapa dan minyak sawit (Hadipernata, 2006).
Tabel
4. Komposisi trigliserida dalam minyak
dedak padi (rice bran oil)
Trigliserida
|
Jumlah (%)
|
Triglyserida
Asam
lemak
Impurities
Moisture
|
95,93
4
0,05
0,02
|
Sumber : Bailey’s
(1951)
Tabel
5. Komposisi asam lemak minyak dedak padi (rice
bran oil)
Jenis asam lemak
|
Konsentrasi (%-b)
|
Asam
palmitat
Asam
stearat
Asam
oleat
Asam
linoleat
|
23
4
37
36
|
Sumber : Bailey’s
(1951)
Asam
lemak yang terutama dijumpai di dalam minyak dedak padi adalah asam palmitat
13%, oleat 36-51% dan linoleat 26-40 %. Perbandingan asam lemak jenuh terhadap
asam lemak tidak jenuh berkisar 0,20% sampai 0,36%. Minyak dedak
atau lebih dikenal
dengan rice bran
oil merupakan minyak hasil
ekstraksi dedak padi.
Minyak dedak dapat dikonsumsi dan
mengandung vitamin, antioksidan
serta nutrisi yang diperlukan
tubuh manusia. Minyak
dedak mengandung beberapa jenis
lemak, yaitu 47%
lemak monounsaturated, 33% polyunsaturated, dan 20% saturated, serta
asam lemak yaitu
asam oleat 38,4%,
linoleat 34,4%, linolenat 2,2%, palmitat 21,5%, dan stearat
2,9%.
Tabel 6. Komposisi
mineral minyak dedak padi (rice bran oil)
Mineral
|
Jumlah (mg/g)
|
Calcium
Magnesium
Phosporus
Silica
Zink
|
0,3 - 1,2
5 -13
11 - 25
6 - 11
43 – 258
|
Sumber : Bailey’s
(1951)
Karakteristik Fisik
Minyak bekatul diperoleh melalui proses
ekstraksi bekatul padi dengan beberapa pelarut organik seperti heksan.
Karakteristik fisik minyak bekatul antara lain:
a. Minyak
bekatul memiliki warna coklat tua sampai kehijauan karena adanya kandungan
pigmen karotenoid yang terdiri dari alfa dan beta karoten yang merupakan zat
warna alamiah dalam bekatul yang ikut terlarut pada proses ekstraksi (Sukma et al., 2010)
b. Berat
jenis minyak bekatul pada suhu 25oC sebesar 0.912 - 0.920.
c. Indeks
bias minyak bekatul pada suhu 25oC sebesar 1.409 - 1.470.
d. Bilangan
iodine minyak bekatul sebesar 98 – 104.
e. Minyak
bekatul sedikit berbau hexane karena dalam proses ekstraksi menggunakan pelarut
n-heksana
f. Minyak
bekatul memiliki kemampuan untuk menahan sinar ultra violet pada permukaan
kulit karena mengandung oryzanol. Mekanisme oryzanol dalam menahan sinar ultra
violet yaitu dengan cara pencegaran terbentuknya pigmen melanin pada kulit.
Kandungan Gizi Minyak Kelapa Sawit
dan Minyak Bekatul
Minyak Kelapa Sawit
Secara
garis besar buah kelapa sawit terdiri dari serabut buah (pericarp) dan inti
(kernel). Serabut buah kelapa sawit terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan
luar/kulit buah (pericarp), lapisan tengah (mesocarp) dan lapisan dalam
(endocarp). Inti kelapa sawit terdiri dari lapisan biji (testa), endosperm dan
embrio. Mesocarp (lapisan tengah) mengandung kadar minyak sebesar 56%, inti
(kernel) mengandung minyak sebesar 44% dan endocarp (lapisan dalam) tidak
mengandung minyak (Pasaribu, 2004). Syarat mutu, kualitas dan kandungan gizi
minyak kelapa sawit diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01 – 2901
Tahun 2006. Seperti halnya minyak dari bahan lain, minyak kelapa sawit tersusun
atas trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Asam lemak
adalah rantai hidrokarbon yang setiap atomnya mengikat satu atau lebih atom
hidrogen. Asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya
disebut asam lemak tidak jenuh sedangkan asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada rantai hidrolarbonnya disebut asam lemak jenuh.
Tabel
7. Komposisi kandungan asam lemak minyak sawit
Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa
Sawit
|
Jumlah (%)
|
Asam Kaprilat
Asam kaproat
Asam Miristat
Asam Palmitat
Asam Stearat
Asam Oleat
Asam Laurat
Asam Linoleat
|
-
-
1,1 – 2,5
40 – 46
3,6 – 4,7
30 – 45
-
7 – 11
|
Sumber : Ayustaningwarno
(2012)
Kandungan asam lemak tidak jenuh tersebut diketahui efektif mengurangi kadar kolesterol
darah sedangkan asam lemak jenuhnya tidak
meningkatkan kolesterol darah (Ayustaningwarno, 2012). Kadar
asam lemak bebas yang tinggi akan menyebabkan turunnya mutu atau kualitas minyak
seperti menyebabkan ketengikan pada minyak, membuat rasanya tidak enak,
terjadinya perubahan warna dan juga rendemen minyak menjadi turun. Cara untuk
menekan kadar asam lemak bebas ini, perlu dilakukan tindakan pencegahan sedini
mungkin yaitu mulai saat pemanenan sampai penimbunan sebelum dipasarkan
(Silaban et.al., 2005). Mutu minyak
sawit dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebasnya, karena jika kadar asam lemak
bebasnya tinggi, maka akan timbul bau tengik. Kadar air dapat mengakibatkan
naiknya kadar asam lemak bebas karena air pada CPKO (crude palm kernel oil) dapat menyebabkan terjadi hidrolisa pada
trigliserida. Proses penyaringan minyak kelapa sawit sebanyak 2 kali
(pengambilan lapisan lemak jenuh) menyebabkan kandungan asam lemak tak jenuh
menjadi lebih tinggi. Tingginya kandungan asam lemak tak jenuh menyebabkan
minyak mudah rusak oleh proses pemanasan. Umumnya kerusakan oksidasi terjadi
pada asam lemak tak jenuh, tetapi bila minyak dipanaskan suhu 100oC
atau lebih, asam lemak jenuh pun dapat teroksidasi. Oksidasi pada pemanasan
suhu 200oC menimbulkan kerusakan lebih mudah pada minyak dengan
derajat ketidakjenuhan tinggi, sedangkan hidrolisis mudah terjadi pada minyak
dengan asam lemak jenuh rantai panjang (Sartika, 2009).
Tabel
8. Komposisi senyawa dalam minyak sawit
Komposisi Senyawa dalam Minyak Sawit
|
Jumlah (%)
|
ppm
|
Karotenoida
α
- Karotenoida
β
- Karotenoida
ɣ
- Karotenoida
Likopene
Xantophyl
Tokoperol
α
- tokoperol
ɣ
- tokoperol
δ
– tokoperol
Σ
+ Ҕ + tokoperol
Sterol
Kolesterol
Kompesterol
Stigmasterol
β - sitosterol
Phospatida
Alkohol
Total
Triterpenik alkohol
Alifatik alkohol
|
36,2
54,4
3,3
3,8
2,2
35
35
10
20
4
21
21
63
80
26
|
500-700
500-800
Mendekati 300
Mendekati 800
|
Sumber : Ayustaningwarno
(2012)
Minyak sawit diketahui memiliki nutrisi makro dan mikro yang bermanfaat untukkesehatan
manusia antara lain karoten, vitamin E
(tokoferol, tokotrienol), licopene, sterol, asam lemak tidak jenuh. Karoten memiliki banyak manfaat kesehatan seperti untuk kesehatan mata. Karotenoida memiliki kapasitas antioksidan yang paling kuat. Selain sebagai antioksidan juga dapat mengurangiresiko kanker hati, paru-paru, pankreas, dan lambung. Vitamin E yang memiliki bentuk tokoferol memiliki potensiuntuk
mengurangi resiko kanker , secaralangsung berfungsi sebagai antioksidan alami
dalam melindungi membran sel dari kerusakanoksidatif, mengurangi resiko
penyakit jantung, berpotensi untuk mengurangi resiko diabetes,berpotensi
meningkatkan sistem imun, berpotensimengurangi resiko penyakit Alzheimer dan
Down Syndrome (Ayustaningwarno,
2012).
Minyak Bekatul
Komposisi gizi pada
bekatul sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh teknik penggilingan dan
varietas bekatul. Bekatul kaya akan vitamin B komplek (B1, B2, B3, B5, dan B6),
asam lemak esensial, dietary fiber, asam amino, g-oryzanol, polyphenols,
mineral, vitamin E (tocopherols dan tocotrienols), carotenoids, dan phytosterols. Komponen-komponen bioaktif
bekatul banyak terdapat pada pada bagian seed coat dan aleurone layer.
Tabel
9. Komposisi kandungan gizi minyak bekatul
Kandungan gizi
|
Jumlah (%)
|
Kadar air
|
8,04
|
Karbohidrat
|
36
|
Protein
|
14
|
Abu
|
6,50
|
Serat
|
12
|
Lemak
|
18
|
Asam lemak bebas
|
0,11
|
Sumber : Winarno, 2000
Pemanfaatan bekatul
terutama dalam bentuk minyak masih sangat terbatas dikarenakan sifat komoditas
bekatul yang perishable (mudah rusak). Kandungan lemak yang cukup tinggi pada
minyak bekatul merupakan indikator mutu yang baik sekaligus sebagai kendala
dalam proses penyimpanan karena kandungan lemak pada minyak bekatul mudah
mengalami hidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak bebas yang menyebabkan
penurunan mutu pada minyak bekatul yang ditandai dengan munculnya bau tengik. Keunggulan dari minyak bekatul adalah
menurunkan kolesterol karena memiliki komposisi rendah lemak jenuh. Kandungan
lemak jenuh pada minyak bekatul sekitar 20 persen, melebihi lemak zaitun
(Widowati, 2001).
Informasi seputar pangan terbaru kunjungi juga http://tz.ucweb.com/9_9hFi
Informasi seputar pangan terbaru kunjungi juga http://tz.ucweb.com/9_9hFi
Comments
Post a Comment