Proses Pengolahan Padi Menjadi Beras beserta Alatnya
Biji-bijian
sebagai salah satu hasil dari tanaman pangan adalah kelompok bahan yang sangat
penting sebagai sumber bahan pangan. Kandungan pati yang tinggi pada
biji-bijian menjadi sumber energi utama, selain itu juga terdapat kandungan
protein dan lemak dalam biji-bijian. Salah satu bahan pangan penting yang
termasuk kedalam kelompok biji-bijian adalah padi. Hasil
panen padi dari sawah disebut dengan nama gabah. Gabah yang telah diproses atau diolah nantinya akan membentuk beras.
Pengolahan tanaman
padi sejak dahulu kala sudah di lakukan oleh nenek moyang kita hingga saat ini
terus berkembang dalam segi pengolahan maupun alat-alat yang di gunakan untuk
mengolah. Dalam perjalanannya, proses pengolahan produktifitas lahan mapun
produk dari tanaman banyak sekali mengalami perubahan, mengikuti alur
perkembangan teknologi. Contoh misalkan dulu sebelum ada alat-alat mekanisasi
pertanian berupa motor bakar, para petani menggunakan alat sederhana dalam
proses pengolahan seperti misalkan cangkul, sengkuit, ani-ani, sabit, dan lain
sebagainya. Namun sekarang setelah kemajuan teknologi terkini, para petani di
mudahkan dengan adanya alat-alat mekanisasi pertanian seperti, power threser
untuk perontokan bulir padi, mesin pemotong rumput sebagai pengganti sengkuit,
reaper sebagai pengganti sabi, dan lain sebagainya. Semua teknologi ini di buat
dengan tujuan memudahkan para petani dalam proses pengolahan padi maupun
penanganan pasca panen. Pengolahan padi yang dilakukan
secra modern, identik dengan penggunaan alat-alat bantu yang maju, misalnya
penggunaan mesin. Sedangkan pengolahan secara tradisional dikenal secara umum
merupakan pengolahan yang dilakukan secara sederhana tanpa adanya bantuan
peralatan modern. Penggunaan peralatan modern dalam pengolahan padi akan
meningkatkan efektifitas dan efisiensi
pengolahan padi yang nantinya akan berdampak positif terhadap kualitas dan
kuantitas produk hasil olahan.
Setelah padi dipanen,
bulir padi atau gabah diproses melalui beberapa tahap sebelum menjadi beras.
Proses pengolahan padi ini membutuhkan peralatan atau mesin tertentu yang akan
digunakan pada setiap tahap pengolahan. Secara umum, mesin-mesin yang
digunakan dalam penggilingan padi dapat dikelompokkan menjadi :
·
Mesin pemecah gabah
kering (huller atau husker)
·
Mesin pemisah gabah dan
beras pecah kulit (brown rice separator)
·
Mesin penyosoh atau
mesin pemutih (polisher)
·
Mesin pengayak
bertingkat (sifter)
·
Mesin atau alat bantu
pengemasan (timbangan dan penjahit karung)
TAHAP PENGOLAHAN PADI
Perontokan
Sebelum dilakukan
penjemuran, gabah harus dipisahkan dari malainya dengan cara perontokan, agar
penjemuran dapat berlangsung lebih singkat dan dapat menghemat tempat
penjemuran. Perontokan biasanya dilakukan dengan cara yang lebih baik adalah
menggunakan alat perontok semi-mekanis (pedal thresher) atau pun mesin
perontok mekanis (power thresher). Penggunaan mesin perontok mekanis
memiliki kapasitas perontokan yang dapat ditingkatkan hingga mendekati satu ton
GKP per jam, selain juga mengurangi susut perontokan yang umumnya tinggi pada
perontokan cara gebotan (5-8%) atau tradisional.
Mesin Threaser (Perontok Padi)
Mesin Perontok Mekanis
Panjang : 1200 mm
Lebar : 560 mm
Tinggi : 1300 mm
Kapasitas : 800-1200 Kg/jam
Penggerak : Engine ( Honda ) 5,5 P K
BBM
: bensin
Penjemuran
Sedudah dirontokkan
gabah kemudian dijemur di lamporan. Lamporan adalah suatu lantai semen yang
dibuat agak tinggi di bagian tengahnya dengan saluran air diantaranya untuk
mencegah berkumpulnya air hujan. Praktek penjemuran yang baik adalah dengan
menggunakan alas tikar atau plastik/terpal pada lantai sehingga gabah pada
lapisan dasar tidak terkena panas yang berlebihan akibat pemanasan lantai
semen, selain memudah untuk ditutupi dan diangkut ke gudang dengan cepat bila
sewaktu-waktu turun hujan selama penjemuran. Gabah hasil pengeringan dengan
kadar air sekitar 14% basis basah disebut gabah kering giling (GKG) karena
sudah dapat menjalani proses penggilingan.
PENGGILINGAN
(PECAH KULIT)
Sebelum digiling, gabah
biasanya dibersihkan dari segala kotoran seperti jerami, kayu, pecahan batu,
logam dan sebagainya. Kotoran-kotoran lunak seperti jerami akan mengurangi
kapasitas giling, sedangkan kotoran-kotoran keras seperti batu akan merusak mesin
penggiling. Selanjutnya, gabah dimasukkan ke mesin pemecah kulit. Proses ini
mengelupaskan sekam dari gabah. Hasil biji beras pada proses ini yang dikenal
dengan BERAS PECAH KULIT atau BROWN RICE. Biji beras masih memiliki lapisan
kulit ari (aleurone dan pericarp) yang dikenal dengan istilah bekatul. Mesin
pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk memecahkan dan
melepaskan kulit gabah. Input bahan dari mesin ini adalah gabah kering giling
(GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah dan outputnya
berupa beras pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam) . Mesin
pemecah kulit gabah yang banyak digunakan dewasa ini adalah mesin tipe rubber
roll yang prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara memberikan tenaga tarik
akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder karet yang dipasang
berhadapan. Persentase gabah terkupas, beras patah dan beras menir tergantung
pada kerapatan dan kelenturan silinder karet ini. Silinder yang telah mengeras
atau yang terlalu rapat satu sama lain akan meningkatkan jumlah beras patah dan
beras menir, sedangkan jarak kedua silinder yang renggang akan menyebabkan
persentase gabah tidak terkupas meningkat. Biasanya gabah yang tidak terkupas
akan dipisahkan dari beras pecah kulit dan dimasukkan lagi ke dalam pengumpan
kembali hingga semuanya dapat terkupas. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan
mesin lain yang disebut mesin pemisah BPK.
Mesin pemecah kulit
diperlihatkan pada Gambar 1, sedangkan Gambar 2 memperlihatkan aliran gabah
dalam mesin tersebut. Gabah yang diumpankan ke dalam mesin pemecah kulit
biasanya tidak seluruhnya terkupas. Besar kecilnya persentase gabah tidak
terkupas ini tergantung pada penyetelan mesin. Bagian yang tidak terkupas
tersebut harus dipisahkan dari beras pecah kulit untuk diumpankan kembali
kedalam mesin pemecah kulit. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan mesin
pemisah gabah dari beras pecah kulit, yang dapat menyatu atau terpisah dengan
mesin pemecah kulit.
|
Gambar 1. Mesin pemecah kulit gabah
tipe rubber roll
|
Gambar 2.
Aliran bahan pada mesin pemecah kulit gabah tipe rubber roll
Bila ditinjau dari
konstruksinya, mesin-mesin penggiling padi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
rice milling unit (RMU) dan rice milling plant (RMP). Perbedaan yang mendasar
antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam proses
penggilingan yang dilakukan. Penggilingan padi yang lengkap kadangkala
dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit, dan
pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan.
Rice Milling Unit
Rice milling unit (RMU)
merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah
dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan
dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas
giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang
lebih besar lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal
dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin
yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan
tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang
berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi
memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang
berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke
pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan
bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras
(beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi
tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan
mudah digunakan. Salah satu bentuk RMU diperlihatkan dalam Gambar 5, sedangkan
skema penanganan bahan dalam penggilingan padi yang menggunakan RMU
diperlihatkan dalam Gambar 6.
Gambar 3. Bentuk RMU (rice milling unit) yang
kompak
Rice Milling Plant
Pada prinsipnya, RMU dan
RMP (Rice Milling Plant) adalah dua nama yang sama bila ditinjau dari
segi fungsi, yaitu mesin-mesin penggilingan padi yang berfungsi mengkonversi
gabah kering menjadi beras putih yang siap untuk dikonsumsi. Bila RMU merupakan
satu mesin yang kompak dengan banyak fungsi, maka, RMP merupakan jenis mesin
penggilingan padi yang terdiri dari beberapa unit mesin yang terpisah satu sama
lain untuk masing-masing fungsinya dalam proses penggilingan beras. Karena
terpisah, unit-unit pada RMP dapat memiliki kapasitas yang berbeda, sehingga waktu
operasional tiap unit tidak sama untuk jumlah padi yang sama. Hal ini bukan
merupakan masalah, hanya memerlukan penjadwalan yang lebih baik untuk
operasional dan perawatan unit-unit yang terpisah tersebut. Namun demikian
aliran bahan dapat dijalankan secara otomatis bila mesin-mesin dari RMP
merupakan satu set mesin yang sama, dari industri manufaktur yang sama.
Perbedaan lain yang
lebih penting pada RMP dibandingkan dengan RMU terletak pada kapasitas
gilingnya. RMP biasanya memiliki kapasitas giling yang lebih besar daripada RMU
yaitu antara 1.0 hingga 5.0 ton/jam. Perbedaan kapasitas giling ini menjadi
penting sebab akan meningkatkan efisiensi penggunaan mesin-mesin penggiling.
Untuk menggiling padi dengan jumlah dan lama waktu giling yang sama, akan
dibutuhkan jumlah mesin berkapasitas giling kecil yang lebih banyak
dibandingkan dengan mesin berkapasitas giling besar. Pada umumnya, bila
faktor-faktor lainnya sama, lebih murah membeli sebuah mesin berkapasitas
giling besar dibanding jika membeli sejumlah mesin dengan kapasitas giling yang
kecil, baik ditinjau dari segi biaya pembelian maupun perawatan. Akan tetapi
penggunaan mesin dengan kapasitas giling besar juga tidak akan efisien bila
padi yang akan digiling tidak tersedia dalam jumlah yang mencukupi. Dengan
demikian pemilihan kapasitas mesin giling harus disesuaikan dengan jumlah padi
yang akan digiling dalam waktu tertentu, agar mesin penggilingan dapat
beroperasi optimal dan ongkos giling per kg beras dapat ditekan.
Mesin Giling Padi (One Pass Rice Huller)
Panjang : 860 mm
Lebar : 740 mm
Tinggi : 1550 mm
Kapasitas : 500-650 Kg/jam
Penggerak : Diesel 15-18 PK
Fungsi
: Mengupas dan
memutihkan beras
Penyosohan
Selanjutnya beras pecah
kulit mengalami proses penyosohan yang dilakukan menggunakan mesin penyosoh
atau disebut juga mesin pemutih. Hasil dari proses penyosohan adalah beras
putih yang siap dipasarkan atau dimasak. Mesin penyosoh yang umum digunakan di
Indonesia adalah mesin tipe friksi jetpeller. Beras pecah kulit yang diumpankan
ke dalam mesin ini didorong memasuki silinder dengan permukaan dalam tidak rata
dan pada bagian dalamnya terdapat silinder lain yang lebih kecil dan mempunyai
permukaan luar yang tidak rata serta berlubang-lubang. Beras pecah kulit akan
berdesakan dan bergesekan dengan permukaan silinder yang tidak rata sehingga
lapisan kulit arinya (aleuron) yang berwarna kecoklatan terkikis. Kulit ari
yang terkikis ini menjadi serbuk dedak yang dapat menempel pada permukaan beras
dan juga permukaan dinding silinder, sehingga dapat menurunkan kapasitas
penyosohan. Oleh karena itu mesin penyosoh tipe jetpeller dilengkapi dengan
hembusan udara yang kuat dari dalam silinder kecil yang berlubang-lubang,
sehingga mendorong dan melepaskan serbuk dedak dari permukaan beras dan dinding
silinder untuk mendapatkan beras putih yang bersih dan menjaga kapasitas giling
tidak menurun. Selain itu hembusan udara ini juga berfungsi untuk menjaga suhu
beras tetap rendah selama proses penyosohan sehingga penurunan mutu akibat perubahan
kimia (menyebabkan cracking pada beras) yang disebabkan oleh panas dapat
dicegah. Gambar 3 memperlihatkan mesin penyosoh beras.
Gambar 4. Mesin penyosoh beras
pecah kulit tipe friksi jetpeller
Jet Rice Polisher
Panjang : 1120 mm
Lebar : 44 mm
Kapasitas : 1100~1200 Kg/jam
Daya : 10~11 KW
Berat : 185Kg
Tanpa penggerak
Pemisahan
Beras putih hasil proses
penyosohan kemudian perlu dipisahkan menurut kelompok mutunya yaitu beras utuh
dan beras kepala sebagai mutu terbaik, beras patah sebagai mutu kedua, dan
beras menir sebagai mutu ketiga. Pemisahan dilakukan menggunakan mesin pengayak
bertingkat (sifter) atau silinder pemisah (silinder separator). Ketiga macam
mutu beras tadi akan dicampurkan kembali dengan perbandingan tertentu untuk
menentukan harga jual sebelum beras dikemas bila akan dipasarkan. Pengemasan
umumnya menggunakan karung plastik berukuran 50 kg. Penimbangan dilakukan
secara manual, demikian pula penutupan karung, dapat dilakukan secara manual
baik dengan atau pun tanpa bantuan alat penjahit portabel. Gambar 4
memperlihatkan cara kerja mesin pengayak beras dengan saringan bertingkat
beserta hasil pemisahannya.
Gambar 5. Mesin pengayak beras dengan saringan
bertingkat dan hasil proses pemisahannya
Pengemasan
Setelah produk gabah
yang telah diolah telah mencapai produk akhir yaitu beras, maka produk siap
dikemas yang biasanya menggunakan karung ataupun plastik. Pengemasan dapat
dilakukan dengan menggunakan mesin atau dilakukan secara manual, namun untuk
mengefektifkan dan mengefisienkan proses pengemasan dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan mesin. Penggunaan mesin pengemas akan memudahkan dan
mempercepat pekerjaan, selain itu juga dapat menjaga kualitas produk terjaga
karena proses pengemasan yang tepat dan optimal. DAFTAR PUSTAKA
Ismunadji
M., M. Syam dan Yuswadi. 2011. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal: 363-375.
Nugraha,
U.S., S.J.Munarso, Suismono dan A. Setyono. 1998. Tinjauan tentang
rendemen beras giling dan susut pascapanen: 1. Masalah sekitar rendemen beras
giling, susut dan pemecahannya. Makalah. Balai Penelitian Tanaman Padi.
Purwanto,
Y.A. 2005. Kehilangan pasca panen padi kita masih tinggi. Inovasi Online
Vol.4/XVII/Agustus 2005.
Baca juga informasi menarik lainnya:
http://tz.ucweb.com/9_9hFi Inilah Manfaat Sering Memakan Tempe
http://tz.ucweb.com/9_9hF1 Lebih Baik Meminum Air Galon atau Air Rebusan?
http://tz.ucweb.com/9_BJY9 Cara Mudah Mendapatkan Bibir Merah dari Bahan Alami
http://tz.ucweb.com/9_9hEY Gaya Hidup dengan Resiko Terkena Penyakit Impotensi
Artikel yang menarik.. harap kunjungi kembali ya bosku...
ReplyDeleteJangan lupa gabung ya guys
Alto123 AGEN JUDI TERPERCAYA
AltoQQ JUDI POKER TERPERCAYA
DAFTAR ALTOQQ
BANDAR BOLA TERPERCAYA
JUDI TOGEL ONLINE
lengkap sekali infonya terimakasih yah
ReplyDeletesewa mobil di bandung