Antioksidan juga ada di Mangga
Mangga yang manis segar disukai banyak orang. Mangga juga kaya vitamin C. Selain itu ternyata mangga punya kandungan antioksidan yang bisa mencegah kanker.
Umumya nutrisi mangga yang dikenal hanya vitamin C dan betakarotene. Padahal mangga juga punya antioksidan seperti polifenol. Berupa asam galat dan polimer galotanin yang berfungsi sebagai senyawa anti kanker dan anti inflamasi.
Times of India melaporkan, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition & Food Research, mereka melibatkan 11 partisipan yang berusia 21 hingga 38 tahun. Para partisipan penelitian ini diminta mengonsumsi 400 gram mangga per hari selama 10 hari.
Selama 10 hari, partisipan diminta untuk menahan diri agar tidak mengonsumsi suplemen makanan dan makanan lainnya yang mengandung asam galat seperti beri, anggur, dan teh. Sehingga sumber asam galat hanya berasal dari mangga yang mereka konsumsi.
Lalu setelah itu para peneliti menguji sampel darah dan urin untuk mengetahui dampak yang muncul setelah mengonsumsi mangga secara rutin.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan sebanyak tujuh metabolit asam galit teridentifikasi melalui urin. Dua jenis metabolit mikrobial lenyap melalui proses ekskresi setelah 10 hari mengonsumsi mangga.
Lebih jauh lagi, terdeteksi juga asam galat pada mangga dan senyawa pyrogallol metabolit pada urin manusia setelah konsumsi mangga menunjukkan adanya efek aktif bagi tubuh.
Efek tersebut bekerja pada sistem absorbsi, metabolisme, dan ekskresi dalam tubuh. Ini terutama karena kandungan antioksidan pada mangga.
Umumya nutrisi mangga yang dikenal hanya vitamin C dan betakarotene. Padahal mangga juga punya antioksidan seperti polifenol. Berupa asam galat dan polimer galotanin yang berfungsi sebagai senyawa anti kanker dan anti inflamasi.
Times of India melaporkan, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition & Food Research, mereka melibatkan 11 partisipan yang berusia 21 hingga 38 tahun. Para partisipan penelitian ini diminta mengonsumsi 400 gram mangga per hari selama 10 hari.
Selama 10 hari, partisipan diminta untuk menahan diri agar tidak mengonsumsi suplemen makanan dan makanan lainnya yang mengandung asam galat seperti beri, anggur, dan teh. Sehingga sumber asam galat hanya berasal dari mangga yang mereka konsumsi.
Lalu setelah itu para peneliti menguji sampel darah dan urin untuk mengetahui dampak yang muncul setelah mengonsumsi mangga secara rutin.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan sebanyak tujuh metabolit asam galit teridentifikasi melalui urin. Dua jenis metabolit mikrobial lenyap melalui proses ekskresi setelah 10 hari mengonsumsi mangga.
Lebih jauh lagi, terdeteksi juga asam galat pada mangga dan senyawa pyrogallol metabolit pada urin manusia setelah konsumsi mangga menunjukkan adanya efek aktif bagi tubuh.
Efek tersebut bekerja pada sistem absorbsi, metabolisme, dan ekskresi dalam tubuh. Ini terutama karena kandungan antioksidan pada mangga.
Comments
Post a Comment