Kitosan pada Bakso Ikan
Kitosan pada Bakso
Ikan
Kandungan pengawet dalam sebuah pangan
seringkali tidak diperhatikan oleh kebanyakan masyarakat. Padahal kandungan
pengawet dalam sebuah pengawet sangatlah berpengaruh pada kesehatan manusia.
Jenis pengawet buatan atau pengawet kimiawi tentu lebih berbahaya apabila
dibandingkan dengan pengawet alami. Jenis kandungan pengawet alami maupun
buatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pengawet alami lebih
aman untuk kesehatan namun memiliki ketahanan yang tidak lama. Pengawet buatan
memiliki ketahanan yang lebih lama namun memiliki efek yang kurang baik apabila
dikonsumsi secara terus menerus. Salah satu produk pangan yang menggunakan
pengawet adalah bakso.Jenis bakso yang akan dibahas adalah bakso ikan. Seperti
pada produk olahan daging lainnya, bakso mempunyai masa simpan yang relatif
singkat. Salah satu usaha untuk memperpanjang masa simpan bakso adalah dengan
penambahan bahan pengawet alami seperti kitosan.
Masyarakat kita tentu sudah familiar dengan makanan
bakso. Bakso menjadi salah satu makanan yang disukai masyarakat indonesia. Tapi
kebanyakan belum mengetahui kandungan yang terdapat dalam bakso. Terutama bahan
pengawet yang digunakan untuk mengawetkannya hingga bisa tahan beberapa hari. Bakso
yang telah menggunakan pengawet akan membuat tahan lebih lama apabila
dibandingkan dengan bakso tanpa pengawet. Pengawet yang kerap digunakan dalam
penggunaan bakso dewasa ini adalah kitosan. Kitosan adalah polimer dari
2-amino-2 Deoksi-D-glukosa. Selain kitosan sering juga digunakan kitin, kitin
adalah senyawa hasil isolasi kutikula serangga.
Untuk membedakan polimer kitin dan
kitosan berdasarkan kandungan nitrogennya. Polimer kitin mempunyai kandungan
nitrogen 103 kurang dari 7% dan kitosan bila mempunyai kandungan nitrogen lebih
dari 7%. Di alam kelompok kitin dan kitosan merupakan senyawa yang tidak
dibatasi dengan stoikiometri secara pasti.
Pemanfaatan kitosan sangat banyak
diantaranya, untuk pengawet makanan (pengganti formalin dan boraks). Kitosan
mempunyai gugus aktif yang akan berikatan dengan mikroba sehingga kitosan juga
mampu menghambat pertumbuhan mikroba. Satu hal yang membuat konsumen merasa tenang
adalah kitosan sama sekali tidak berefek buruk. Kitosan ini merupakan bahan
tambah pangan yang sumbernya sangat melimpah dan dapat diperbaharui, salah satu
sumbernya seperti limbah kulit udang
merupakan hal yang sangat diperlukan.
Mekanisme
kerja zat antimikroba secara umum adalah dengan merusak struktur-struktur utama
dari sel mikroba seperti dinding sel, sitoplasma, ribosom, dan membran
sitoplasma. Dengan adanya zat antimikroba yang bersifat asam akan menyebabkan denaturasi protein. Keadaan ini menyebabkan
inaktivasi enzim, sehingga sistem metabolisme terganggu atau menjadi rusak dan
akhirnya tidak ada aktivitas sel mikroba. Sebagai kation, kitosan mempunyai
potensi untuk mengikat banyak komponen seperti protein. Muatan positif dari
gugus NH3+ pada kitosan dapat
berinteraksi dengan muatan negatif pada permukaan sel bakteri. Adanya kerusakan
pada dinding sel mengakibatkan pelemahan kekuatan dinding sel, bentuk dinding
sel menjadi abnormal, dan poripori dinding sel membesar. Hal tersebut mengakibatkan
dinding sel tidak mampu mengatur pertukaran zat-zat dari dan ke dalam sel,
kemudian membran sel menjadi rusak dan mengalami lisis sehingga aktifitas
metabolisme akan terhambat dan pada akhirnya akan mengalami kematian. Akibat
sifat tersebut kitosan dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada ikan sehingga
dapat dimanfaatkan sebagai antimikroba sekaligus melapisi produk yang diawetkan
sehingga terjadi interaksi yang minimal antara produk dan lingkungannya.Manfaat
lain dari kitosan menyebabkan pembentukan tekstur yang sangat baik karena
aktifitas kimianya yang tinggi mampu mengikat air dan minyak sehingga mampu
membentuk gel.
Jadi bakso ikan yang populer
dikonsumsi masyarakat mengandung bahan tambah pangan jenis pengawet yang alami
seperti kitosan. Kitosan dapat dikategorikan pengawet alami karena cara kerja
kitosan sendiri yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba dengan merusak
aktifitas metabolisme dari mikroba ataupun juga dengan mendenaturasi protein
sehingga terjadi inaktifasi enzim.Sebaiknya penggunaan kitosan sebagai pengawet
harus lebih dimaksimalkan mengingat sumber bahan untuk memperoleh kitosan
sangat berlimpah dan tidak memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh.
Sumber:
Zahiruddin,
W., Anna C.E, dan Ira W. 2008. Pemanfaatan
Karagenan Dan Kitosan Dalam Pembuatan Bakso Ikan Kurisi (Nemipterus
nematophorus) Pada Penyimpanan
Suhu Dingin Dan Beku. Buletin Teknologi Hasil
Perikanan Vol: XI Nomor 1
Comments
Post a Comment